Kamis, 22 Februari 2018

Masakan

Bolu Koja
Hasil gambar untuk Bolu Koja
Bahan:
250 gram tepung terigu
1 sdt adas manis
1/4 sdt kapulaga bubuk
1 sdt kayu manis bubuk
1/4 sdt vanili bubuk
3 butir telur
200 gram gula pasir
425 ml santan
50 ml air daun suji

Cara Membuat:
1. Campur tepung terigu, adas manis, kapulaga, kayu manis bubuk, dan vanili bubuk aduk hingga rata, sisihkan,
2. Kocok telur dan gula pasir hingga mengental, masukkan campuran tepung terigu, aduk rata kembali.
3. Tuang santan, aduk rata. Tambahkan air daun suji, aduk rata kembali.
4. Tuang adonan ke dalam loyang dengan diameter 20 cm yang telah dioles margarin dan ditaburi tepung terigu.
5. Panggang dalam oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 60 menit hingga matang. Angkat. 

Masakan

Bingka Kentang
Hasil gambar untuk Bingka Kentang
Bahan:
350 gram kentang, kukus, haluskan.
100 gram tepung terigu.
175 gram gula pasir.
1/4 sdt garam.
200 gram santan.
6 butir telur.

Cara Membuat:
1. Aduk rata tepung terigu, gula, dan garam.
2. Tuang santan, tambahkan kentang, aduk hingga rata, sisihkan.
3.  Kocok telur hingga kental, lalu tuang ke dalam campuran adonan kentang, aduk hingga rata.
4. Tuang adonan ke dalam loyang yang telah diolesi margarin dan taburi tepung terigu.
5. Panggang dalam oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 45 menit atau hingga matang. Angkat. 

Kamis, 08 Februari 2018

Enzim Dalam Sistem Pencernaan Manusia

  • Mulut
  1. Enzim ptialin di air ludah, dihasilkan kelenjar ludah untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
  2. Enzim amilase dihasilkan kelenjar ludah (parotis) untuk memecah molekul amilum menjadi senyawa sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.

  • Pankreas
  1. Enzim tripsin dihasilkan kelenjar pankreas dan dialirkan ke usus dua belas jari (duodenum), menghasilkan asam amino yang molekulnya sederhana dibanding pepton. Lalu, sel akan menyusun asam amino untuk membentuk protein yang dibutuhkan sel.
  2. Enzim lipase dihasilkan kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke usu dua belas jari.
  3. Enzim amilase
 
  • Lambung
  1. Enzim renin, dinding lambung menghasilkan renin yang berfungsi untuk mengendapkan kasein susu.
  2. Enzim lipase juga dihasilkan lambung tetapi jumlahnya sedikit.
  3.  Enzim pepsin berupa pepsinogen yang akan bereaksi terhadap asam lambung untuk menjadi pepsin.

  • Usus dua belas jari
Enzim maltase berperan memecah molekul maltosa menjadi glukosa yang diterjemahkan sebagai sakarida sederhana (monosakarida).

Fabel

Fabel merupakan cerita tentang kehiduoan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan tentang kehidupan nyata. Fabel sering disebut cerita moral karena pesannya berkaitan dengan moral.
Tokoh pada umumnya adalah binatang. Fabel tidak hanya mengisahkan tentang binatang, tetapi juga kehidupan masnuia dengan segala karakternya.
Binatang pada fabel berkarakter seperti manusia. ada yang baik dan ada yang jahat. Mereka mempunyai sifat jujur. sopan, pintar, senang bersahabat, melakukan perbuatan terpuji, licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri.

Ciri-ciri teks fabel:
  1. Tokohnya hewan.
  2. Hewan sebagai tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia.
  3. Menunjukkan penggambaran moral atau unsur moral dan karakter manusia dan kritik kehidupan.
  4. Penceritaan pendek.
  5. Pilihan kata mudah.
  6. Menggunakan setting alam,

Cerpen

Cerpen merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novela dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk-beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Pengertian lainnya yaitu sebuah karangan fiktif berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berokus pada suatu tokoh saja.

Ciri-ciri  teks cerita pendek:
  1. Memiliki bentuk tulisan padata, singkat, dan pendek dibanding novel.
  2. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari.
  3. Penokohannya sederahana, singkat, dan tidak mendalam
  4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelaku karena mengangkat masalah tunggal.
  5. Tokoh dilukiskan mengalami konflik sampai penyelesaian konflik tersebut.
  6. Penggunaan kata sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
  7. Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan pembaca.
  8. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.

Sabtu, 03 Februari 2018

Contoh Cerpen Tema Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

"Aduh,, coba lihat! Ini oppa ganteng banget..!!" seru Lisa, meremas lengan temannya dengan mata masih tertuju pada iPhone-nya yang menunjukkan wajah salah satu artis terkenal asal Korea.
Rara, teman Lisa, memutar bola mata sembari berdecih, "Gantengan Manu Rios, kali!"
Lisa menghembuskan nafas, "Oppa yang terbaik, Mbak e"
"Tau, ah, serah, bodo amat gue!" Rara menyerah, kalau sudah membicarakan Korea, Lisa tidak akan pernah menyerah untuk membela negara idolanya itu.
"Bagus pol-pol an itu, ya,  Third Lapat" Ovi menimbrung.
"Alah, kamu nggak bakal suka dia kalau aku nggak nunjukin MV-nya" Lisa memutar bola mata sebal, sedangkan Ovi cengar-cengir.
"Ya iyalah ganteng, orang laki semua. Ya kali, cowok cantik"  Celia menyambung.
"Iyain, manut" ucap Lisa, Rara, dan Ovi, tidak mau memulai debat dengan Celia yang selalu bicara yang aneh-aneh.
"Eh,  cerita di wattpad ada yang mau terbit, lho!" seru Celia memberitahu.
"Cerita apa?" tanya Rara.
"Nahh.. itu!! Lupa, hehe" Celia cengar-cengir, sedangkan Rara memutar bola mata.
"Berapa harganya?" tanya Lisa.
Celia mengingat-ingat, "Mmm.. seratus ribu, kali, ya?"
"Busyet, mahal banget!" semprot Ovi dengan berteriak, membuat ke-3 temannya sontak menutup telinga lantaran suara Ovi yang sudah seperti  toa masjid.
"Sante aja, kali" protes Lisa sembari mengelus telinganya yang sepertinya akan pecah.
"Mending-mending buat beli paketan, nonton You Tube!" seru Lisa.
"Busyet! Buang-buang uang" semprot Ovi lagi. 
"Lo kenapa, sih? Terserah gue, dong, orang hidup gue, kenapa lo sewot?" sewot Lisa tersinggung.
"Ya gue tau kalau itu hidup lo, tapi seenggaknya uangnya itu juga dibuat anak yatim piatu, kek. Kita itu seharusnya berbagi ke sesama saudara, uangnya jangan dibuat itu-itu doang. Lihat anak yatim seneng tu ada kebahagiaan tersendiri, lho" Ovi menjelaskan.
"Eh, iya, ke panti asuhan, yuk? Ngasih sedekah sama main-main di sana" ajak Rara yang sepertinya sudah tersihir oleh ucapan Ovi.
"Boleh juga, gue belum pernah ke panti asuhan. Nyoba hal baru boleh, kan, ya" Celia mengangguk setuju.
"Lo gimana, Lis?" tanya Ovi sembari menatap Lisa yang belum mengeluarkan jawabannya.
Tampak Lisa sedang berpikir, "Panti asuhan? Mm... boleh, juga, sih. Hidup nggak harus itu-itu doang, harus ada sesuatu yang baru buat dijadiin pengalaman baru. Nanti gue bisa cerita ke cucu-cucu"
"Woi, kenapa lo mikirnya sampe cucu-cucu!?"
"Haha, berarti udah fix ya? Minggu ke panti asuhan"
"Oke" 
Beberapa hari kemudian, di hari Minggu.
"Pagi" Ovi yang pertama kali menyapa, sedangkan yang lain tersenyum kaku.
"Pagi, ayo, masuk. Anak-anak sudah menunggu di dalam" Bu Aminah, pengurus panti menyambut kedatangan Ovi, Rara, Lisa, dan Celia. Ke-4 anak itu mengekori Bu Aminah dari belakang.
"Lo udah janjian sama pemilik panti?" bisik Rara ke Ovi, Ovi mengangguk mengiyakan.
Begitu mereka bertemu anak-anak panti yang masih balita, mereka langsung luluh. Mereka begitu kagum akan kebersamaan mereka, mereka tetap bahagia meski kehilangan orang tua, tetap bersikap baik walau tidak ada hubungan darah, dan mereka juga saling berbagi. Baik Lisa, Rara, maupun Celia, mereka merasa malu.
Mereka tidak menggunakan uang dengan baik juga tidak begitu dekat dengan orang tua walau orang tua mereka ada di rumah. Mereka seharusnya menyumbangkan harta untuk yang membutuhkan, bukan untuk membeli tiket konser saja, atau buku novel, atau pun kuota. Selagi orang tua mereka juga masih ada, seharusnya mereka menghabiskan waktu bersama di hari libur.
Rara yang paling sensitif itu langsung menangis ketika mengetahui ada seorang bayi yang baru berumur 2 minggu sudah dibuang oleh keluarganya lantaran ada suatu kefatalan saat proses melahirkan sehingga menghasilkan kaki sang bayi menjadi lumpuh total. Mereka seharusnya bersyukur orang tua mereka masih ada, berbeda dengan anak panti yang sudah ditinggalkan keluarganya.
Sejak saat itu, setiap hari libur mereka selalu mengunjungi salah satu panti untuk bermain sembari menyumbang harta yang mereka punya. Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain. Ke-4 anak itu memberi harta, sedangkan anak panti memberi kebahagiaan. Tak jarang Ovi, Rara, Lisa, dan Celia mengajak keluarga mereka untuk mengunjungi panti dan bermain bersama anak-anak panti di sana. Melihat orang bahagia membuat hati ke-4 anak perempuan itu lebih senang dibanding hanya untuk menonton konser artis, atau buku best seller maupun kuota untuk membuka internet.

Masakan

Bolu Koja Bahan: 250 gram tepung terigu 1 sdt adas manis 1/4 sdt kapulaga bubuk 1 sdt kayu manis bubuk 1/4 sdt vanili bubuk ...